Oleh : Dafid Fuadi (Direktur Aswaja NU Center Kabupaten Kediri-Jatim) Pada umumnya umat Islam mengakhiri ceramah atau surat-menyurat keagamaan dengan kalimat “Billahit taufiq wal-hidayah” atau “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq” yang diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup. Orangyang Pertama kali Memakai 'Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thoriq' yang Sering dipakai oleh Warga NU, Bahkan Muslim Seluruh Indonesia Author: Ngaji Online October 21, 2020 Post a Comment Kalimat 'Wallahul Muwafiq Ila Aqwamit Thoriq' sudah sangat familiar ditelinga kita, terutama warga Nahdliyin. IniSikap Kita saat Menemukan Harta di Jalan . Assalamu alaikum wr. wb. Redaksi bahtsul masail NU Online, saya ingin penjelasan berkaitan d Fast Money. Home Khazanah Achmad Hudaifi - 12 Februari 2023, 0550 WIB Tulisan Arab dan arti Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq /Pixabay/RiZeLLi Baca Juga Tulisan Arab dan Arti Subhanallahil Ahadis Shomad Dengan mengucapkan Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh di akhir pidato berarti mengakui bahwa penceramah itu hanya sebatas perantara. Demikian penjelasan mengenai tulisan Arab dan arti dari ungkapan Wallahul Muwaffiq ila aqwamith thariq wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.*** Halaman 12 Editor Ianatul Ainiyah SHARE Tags arti Arab Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq Terkait Arti Allahumma Bariklana Fi Rajaba Wa Sya Bana Wa Balighna Ramadhan Arab, Latin dan Arti Lirik Sholawat Rajab Bacaan Doa Sebelum Tidur Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Lengkap dengan 5 Amalan Sunnah Sebelum Tidur Lirik Sholawat Roqqota Aina Ya Syauqon Lengkap Terdapat Teks Arab, Latin, Terjemahan serta Makna di Baliknya Lirik Sholawat Ya Habib Ya Habibi Lengkap Terdapat Teks Arab, Latin, Terjemahan dan Makna Doa Mau Tidur Tulisan Arab, Latin dan Artinya, Amalan Sunnah yang Diajarkan Rasulullah Sebelum Tidur Terkini Apa Itu Kaffarah Mengenal Konsep dan Makna di Baliknya 30 Mei 2023, 1854 WIB Doa Dimudahkan Ujian, agar Mendapat Nilai Bagus 16 Mei 2023, 0554 WIB Sholatan Taghfiru, Bacaan Lengkap Sholawat Habib Sholeh Tanggul 7 Mei 2023, 0537 WIB Allahumma Yassir Wala Tu'assir Tulisan Arab, Arti dan Kegunaanya 2 Mei 2023, 2057 WIB Contoh Ikrar Syawalan Bahasa Jawa Terbaru Tahun 2023 Idul Fitri 1444 H 30 April 2023, 0928 WIB Contoh Ceramah Singkat Halal Bihalal Bahasa Jawa dengan Topik Berbakti Kepada Orang Tua 28 April 2023, 0927 WIB Terbaru 2023! Contoh Ceramah Singkat Halal Bihalal Bahasa Jawa dengan Tema Sayang Keluarga 28 April 2023, 0917 WIB Puasa Sunnah Senin Kamis Bacaan Niat, Doa Buka Puasa, dan Manfaatnya 28 April 2023, 0808 WIB Ketahui Cara Menghidupkan Malam Idul Fitri dengan Takbir dan Ibadah, Termasuk Sunnah Idul Fitri 21 April 2023, 1252 WIB 4 Alasan Keberkahan Menghadiri Sholat Ied di Idul Fitri 1 Syawal 1444 H 21 April 2023, 1023 WIB Terpopuler 1 Jamaah Lansia Diminta Tak Berangkat Umroh Berkali-kali 2 Raffi Ahmad dan Fuji Meriahkan Live Fashion & Beauty Terbesar di Kampanye Shopee Live Bombastis Sale 3 Tiga Penghargaan K3 Pemprov Jatim Diraih Pupuk Kaltim 4 Segini Insentif Penjaga Masjid di Kota Surabaya 5 Presiden Jokowi Larang Ekspor Bauksit 6 Pratama Arhan Siap Hadapi Skuad Palestina 7 Protokol Kesehatan Masih Berlaku di Bandara Pekanbaru 8 Indonesia Open 2023 Tantangan Bagi Gregoria Mariska Tunjung 9 Rupiah Melemah sampai Harga Emas Batangan Turun pada Selasa Pagi Ini 10 Jadwal FYP TikTok 2023, Perlu Posting di Jam dan Hari Khusus? Terpopuler 1 Link Live Streaming Trans7, Nonton Siaran Langsung MotoGP Italia 2023 2 21 Ribu Orang Hadiri Acara Ikatan Alumni ITB Home Coming Pulang Kampus 2023 3 Prediksi Skor dan Susunan Pemain Jerman vs Ukraina pada Pertandingan Persahabatan 4 Fakta Terowongan Bawah Laut Nusakambangan di Wisata Benteng Pendem Cilacap 5 Air di Asrama Haji Indramayu Jadi Perhatian Khusus, Kondisinya Kini Jernih dan Mengalir Lancar PRMN TERKINI Portal Kudus DOWNLOAD 50 Soal PAT Bahasa Indonesia Kelas 4 Semester 2 PDF Kurikulum Merdeka dan Jawabannya Tahun 2023 13 Juni 2023, 2210 WIB Seputar Cibubur Dua Hal Ini Berpotensi Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Malaysia ke Yogyakarta 13 Juni 2023, 2209 WIB Desk Jabar Ada Adit Sopo Jarwo di Masjid Al Kamil Jatigede Sumedang 13 Juni 2023, 2207 WIB Jurnal Aceh Wow, 5 Destinasi Wisata Bandung Ini Keren Banget, Berasa di Luar Negeri, Yuk Simak! 13 Juni 2023, 2207 WIB Berita DIY Nonton Anime Oshi no Ko Episode 9 Sub Indo di Anoboy dan Samehadaku Dicari, Ini Link Streaming Resmi BStation 13 Juni 2023, 2207 WIB Kabar Wonosobo INDONESIA OPEN 2023 Daftar Wakil Indonesia di Babak 32 Besar Hari Kedua Rabu, 14 Juni 2023 13 Juni 2023, 2207 WIB Zona Kaltara Bea Cukai Tarakan Masih Menahan Speedboat SB Pot, Pemilik Tempuh Jalur Hukum 13 Juni 2023, 2206 WIB Kilas Klaten Update Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-rata SMP Negeri Kabupaten Klaten di PPDB Online 2023 13 Juni 2023, 2205 WIB Portal Lebak Jokowi Bertemu Puan Maharani di Istana Kepresidenan untuk Bahas Kebijakan Nasional 13 Juni 2023, 2205 WIB Kabar Cirebon Kabar Gembira, PSSI Bantah Messi Batal ke Indonesia 13 Juni 2023, 2205 WIB Bandung Raya SYOK, 5 Pekerjaan Freelance Online Ini Punya Gaji Tinggi, Kerja dari Rumah Dibayar Dollar 13 Juni 2023, 2205 WIB Cilacap Update Karyawan Kota Batu, Jadi Bos dan Kaya dengan 15 Ide Usaha Sampingan yang Menguntungkan! 13 Juni 2023, 2205 WIB Kabar Tasikmalaya Dihantam Ombak, Perahu Nelayan Cipatujah Terbalik di Dermaga Pamayangsari. Begini Nasib Pra Korban 13 Juni 2023, 2204 WIB Saba Cirebon Papua Nugini Tak Laku. Ribuan Suporter Malaysia Pilih Nonton Indonesia vs Argentina 13 Juni 2023, 2203 WIB Jurnal Aceh Wow Mudah Banget, Ini Dia Tips Menghitamkan Ubanan Secara Alami ala dr. Zaidul Akbar 13 Juni 2023, 2203 WIB Depok 11 Pilihan Sate yang Mantap dan Gurih di Bengkulu, Simak Alamatnya 13 Juni 2023, 2203 WIB Mantra Sukabumi Isi Kandungan Surat An Nasr yang Dilengkapi dengan Bacaan Arab, Latin dan Artinya 13 Juni 2023, 2201 WIB PRFM News Meski Ada Kendala Internal, Menteri PUPR Tegaskan Transaksi Tol Nirsentuh Tetap Dimulai Tahun ini 13 Juni 2023, 2201 WIB Jurnal Soreang Johnny G. Plate Siap Bongkar Besar-besaran Kasus Dugaan Korupsi Penyediaan Infrastruktur BTS 4G 13 Juni 2023, 2201 WIB Galamedia News Jejak Sejarah Indonesia Open, Menjadi Turnamen Bulutangkis Level Tertinggi Dunia 13 Juni 2023, 2201 WIB Mapay Bandung Gawat! Kiper Andalan Persib Cedera Jari Lagi, Dokter Maung Bandung Beberkan Kondisinya 13 Juni 2023, 2200 WIB Zona Banten Jadwal TV SCTV Hari Ini Rabu, 14 Juni 2023, Akan Tayang Liputan 6, FTV, Hingga Cinta Setelah Cinta 13 Juni 2023, 2200 WIB Tasikmalaya Dukung Pelestarian Lingkungan, Simak 9 Tips Memanfaatkan Kantong Plastik yang Sudah Lama 13 Juni 2023, 2200 WIB Sudut Batam Jadwal Kapal PELNI KM Pangrango Bulan Juni 2023 Semua Rute, Syarat Terbaru dan Harga Tiket 13 Juni 2023, 2200 WIB Trenggalekpedia 5 Tempat Penjual Sate Gule Kambing Terbaik dan Terkenal di Wonogiri Tahun 2023, Ada Warung Mbah Jo dan Slamet 13 Juni 2023, 2159 WIB 11 Mar, 2020 Wallohul Muwwafiq ilaa Aqwaamit thoriq Setiap aktifis NU maupun badan otonom selalu menutup pidato dan surat resmi dengan kalimat “wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq” sebelum salam. Apa dan siapa pencipta salam kebanggan yang terkesan sulit diucapkan tersebut? Bacaan penutup salam tersebut memang selama ini dikenal khas diucapkan oleh kalangan NU. sementara biasanya Muhammadiyah kerap menggunakan kata penutup “wabillahi taufiq wal hidayah” atau “nasrum minallahi wa fathun qariib.” Seperti diketahui, wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq merupakan kalimat penutup pidato dan surat-menyurat khas warga NU sebelum salam penutupan. Arti harfiahnya kurang lebih “Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya”. Istilah ini diciptakan oleh KH Ahmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa Tengah. Sebelum menciptakan kalimat wallahul muwaffiq ila aqwamit-thariiq, Kiai Ahmad telah menciptakan istilah “Billahit taufiq wal-hidayah”. Namun karena kalimat tersebut kemudian digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam, maka beliau merasa kekhasan untuk orang NU tidak ada lagi. Untuk itu diciptakan istilah baru, yakni wallahul muwaffiq ila aqwamit thariiq yang dirasakan cukup sulit ditirukan oleh orang non-NU. KH Ahmad Abdul Hamid adalah salah satu ulama kharismatik di Jawa Tengah. Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah dan Imam Masjid Besar Kendal. Karena peran dan ketokohannya, masyarakat Kendal menyebutnya sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”. Kiprah Kiai Ahmad, demikian panggilannya sehari-hari, di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU. Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah dengan Katib KH Sahal Mahfudz, dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU. Ia juga tercatat sebagai distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930an. Dalam sebuah tulisan, Kiai Sahal Mahfudz menyebutkan bahwa Kiai Ahmad menyimpan dokumen-dokumen majalah NU seperti Buletin LINO Lailatul Ijtima' Nadhlatoel Oelama Kiai Ahmad termasuk sangat produktif menulis dan menerjemahkan kitab-kitab. Kitab-kitabnya umumnya ditulis dalam bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon. Salah satu tulisannya yang cukup fenomenal adalah terjemahan Qanun Asasi Hadlratus Syech KH Hasyim Asy’ari yang ia terjemahkan atas permintaan Sekretaris Jenderal PBNU Prof. KH Saifudin Zuhri. Terjemahan tersebut telah dimulai oleh KH Mahfud Sidiq, tetapi tidak selesai sehingga PBNU meminta Kiai Ahmad untuk menyelesaikannya. Terjemahan itu oleh Kiai Ahmad dinamakan Ihyau Amalil Fudlala’ Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ulama. KH Ahmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H. Sumber Jakarta - Foto ini diambil saat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU, KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal [Mustasyar PBNUwaktu itu] mendoakan Gus Dur, dan Gus Dur pun mengamini doa beliau. Untuk diketahui, KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal adalah santri langsung dari Hadlratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy'ari dan KH. Raden Asnawi Kudus, juga sahabat karib dari KH. Wahid Hasyim [Ayahanda Gus Dur]. Tahukah kalian bahwa KH. Ahmad Abdul Hamid inilah yang menciptakan kalimat Billahit Taufiq Wal Hidayah dan Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq, yang biasanya diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup. Pada mulanya, kalimat Billahit Taufiq Wal Hidayah yang beliau ciptakan itu sebagai penutup ceramah, pidato dan surat menyurat bagi kalangan warga NU, tapi akhirnya kalimat penutup itu ditiru dan digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam dari berbagai organisasi dan pergerakan, sehingga kekhasan untuk warga NU sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, beliau menciptakan kalimat baru Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq yang dirasa cukup sulit ditirukan oleh warga non-NU. *** Sebagaimana ditulis oleh Zainuddin Assyarifie bahwa kiprah Kiai Hamid di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU. Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah adalah Rais Syuriyah PCNU Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah [dengan Katib KH. Sahal Mahfudh], dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU. Baca juga Perbedaan Makam Ulama di Mesir dan Jawa Ketokohannya tak banyak ditulis di media massa, namanya tak sering disebut dalam panggung-panggung nasional, atau didengungkan di berbagai kajian sejarah ke-NU-an kita, tapi kiprah dan produktivitasnya dalam berkarya tak bisa diremehkan begitu saja. Sejak tahun 1930-an, Kiai Achmad Abdul Hamid telah terlibat dalam penulisan dan penerbitan majalah Berita NO [Nahdlatoel Oelama-red]. Bahkan dalam sebuah tulisan, Sahal Mahfudz menyebut kiai Achmad Abdul Hamid sebagai sosok yang begitu rapi dalam menyimpan dokumen-dokumen penting NU, salah satu yang sangat rapi disimpannya adalah dokumen-dokumen Buletin LINO [Lailatul Ijtima’ Nahdatoel Oelama]. Kecintaannya terhadap dunia tulis menulis juga ditunjukkannya dengan menulis dan menerjemahkan kitab-kitab yang kebanyakan ditulis dengan bahasa Jawa dalam tulisan Arab pegon. Terbilang lebih dari 20 kitab yang telah ditulisnya, meliputi bidang akidah, sejarah Islam, syari’ah, ke-NU-an maupun tuntunan dakwah Islam. Salah satu karyanya yang cukup fenomenal adalah terjemahan Qanun Asasi Hadlratus Syeikh Hasyim Asy’ari yang diterjemahkannya atas perintah dari Sekretaris Jenderal PBNU kala itu, Saifudin Zuhri. Baca juga Tiga Tanggung Jawab Ulama Menurut Ketua Umum MUI Terjemahan tersebut telah dimulai oleh KH. Mahfudz Shiddiq tetapi tidak selesai sehingga PBNU meminta kiai Achmad untuk menyelesaikannya. Terjemahan itu oleh Kiai Achmad dinamakan Ihyau Amalil Fudlala’ Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ulama. Kiai Achmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H.[*] والله الموفق إلى أقوم الطريق"Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq" adalah kalimat pada pidato sebelum salam penutup yang khas digunakan oleh warga Nahdatul Ulama. Arti harfiahnya adalah “Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya.”. Istilah ini diciptakan oleh KH Ahmad Abdul Hamid dari Kendal, Jawa menciptakan kalimat Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq, Kiai Ahmad telah menciptakan istilah Billahit taufiq wal-hidayah. Namun karena Billahit taufiq wal hidayah kemudian digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam, maka ia menciptakan lagi istilah baru, Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq yang dirasakan cukup sulit ditirukan oleh orang Ahmad Abdul Hamid adalah satudari sekian banyak ulama kharismatik di Jawa Tengah yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren al-Hidayah dan Imam Masjid Besar di Kendal. Karena peran dan kharismanya, masyarakat Kendal menyebutnya sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”.Kiai Ahmad, demikian panggilannya sehari-hari, memiliki peran penting di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU. Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah [dengan KH Sahal Mahfudz], dan sebagai Mustasyar juga tercatat sebagai distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930-an. Kiai Ahmad termasuk sangat produktif menulis dan menerjemahkan kitab-kitab dan sering ditulis dalam bahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon. Salah satu tulisannya yang terkenal adalah terjemahan Qanun Asasi Hadlratus Syech KH Hasyim Asy’ari yang ia terjemahkan atas permintaan Sekretaris Jenderal PBNU Prof. KH Saifudin tersebut telah dimulai oleh KH Mahfud Sidiq, tetapi tidak selesai sehingga PBNU meminta Kiai Ahmad untuk menyelesaikannya. Terjemahan itu oleh Kiai Ahmad dinamakan Ihyau Amalil Fudlala’ Fi Tarjamati Muqaddimatil Qanunil Asasi li-Jam’iyati Nahdlatil Ahmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 [16 Syawal 1418 H]. KH. Ahmad Abdul Hamid, atau yang lebih dikenal dengan nama KH. Achmad Abdul Hamid Kendal. Surabaya Ikilhojatim – Pada umumnya umat Islam mengakhiri ceramah atau surat-menyurat keagamaan dengan kalimat “Billahit taufiq wal-hidayah” atau “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq” yang diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup. Tetapi tahukah anda siapa pencipta ke dua kalimat tersebut? Berikut penjelasannya yang kami rangkum dari berbagai sumber. Pencipta kedua kalimat itu adalah KH. Ahmad Abdul Hamid yang lebih dikenal dengan nama KH. Achmad Abdul Hamid Kendal. Beliau adalah salah satu ulama kharismatik di Jawa Tengah, pengasuh Ponpes Al-Hidayah Kendal Kota dan Imam Masjid Besar Kendal. Karena peran dan ketokohan beliau, masyarakat Kendal menyebut beliau sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”. KH. Achmad Abdul Hamid Kendal lahir di Kendal Tahun 1915. Ayahandanya bernama KH. Abdul Hamid. Beliau dilahirkan pada saat di negeri ini sedang marak berdiri berbagai pergerekan dan organisasi keagamaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain. Seperti Sarekat Dagang Islam SDI yang didirikan pada tahun 1905 lalu pada tahun 1906 berubah menjadi Sarikat Islam, Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912. Pada tahun 1918 lahir Nahdlatul Tujjar sebagai cikal bakal Nahdatul Ulama NU. Kemudian pada 31 Januari 1926 berdirilah NU, tahun 1928 terjadi Sumpah Pemuda dan lain-lain. - Advertisiment -Mulanya kalimat “Billahit Taufiq wal Hidayah” beliau ciptakan sebagai ciri khas warga NU untuk mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat. Pertama kali beliau mengucapkan kalimat itu di Magelang yang selanjutkan diikuti oleh para Ulama NU dan seluruh warga Nahdliyin. Namun kalimat itu akhirnya ditiru dan digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam dari berbagai organisasi dan pergerakan. Kekhasan untuk warga NU pun sudah tidak ada lagi. Untuk itu beliau menciptakan kalimat baru “Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariq” yang dirasa cukup sulit ditirukan oleh warga non-NU. Sehingga sejak itu warga Nahdliyyin menggunakan kalimat “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq” dalam mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat sebelum salam penutup, meski yang tetap terbiasa menggunakan ”Billahit Taufiq wal Hidayah” juga masih banyak. Khidmah Kiai Ahmad demikian panggilannya sehari-hari di NU dimulai dari tingkat cabang sampai PBNU. Banyak tugas penting di NU yang pernah diembannya seperti Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah dengan Katib KH Sahal Mahfudz, dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU dan MUI Jawa Tengah. Beliau juga tercatat sebagai kontributor dan distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930an. Dalam sebuah tulisan, Kiai Sahal Mahfudz menyebutkan bahwa Kiai Ahmad menyimpan dokumen-dokumen jurnalistik NU seperti Buletin LINO Lailatul Ijtima’ Nadhlatoel Oelama. dik -Arti Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Tharieq, Bacaan Kalimat Doa Penutup Saat Pidato, Berikut Etikanya. Selain wabillahi taufik wal hidayah ada satu kalimat lain yang banyak dipakai sebagai doa penutup di ujung pidato yang islami. Tulisan Arab والله الموفق إلى أقوم الطريق Arab Latin "Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq" Artinya Allah adalah Dzat yang memberi petunjuk ke jalan yang selurus-lurusnya. Kalimat ini sebagai salah satu pilihan sebelum mengakhiri pidato. Kalimat Wallahul Muwaffiq ila Aqwamit Tharieq hampir sama pengertiannya dengan kalimat wabillahi taufiq wal hidayah. Berikut tulisan Arabnya اخر الكلام و بالله التوفيق و الهداية Arab Latin

arti wallahul muwafiq ila aqwamith thariq